Powered By Blogger

Jumat, 25 Februari 2011

Ketabahan Seorang Ibu

Cerita kali ini didedikasikan untuk ibuku yang tercinta.
Ibuku adalah seorang ibu yang sangat luar biasa perjuangannya.Beliau penuh ketabahan ketika beliau mendapatkan berbagai ujian hidup dari Allah SWT.
Sejak dari kecil beliau sudah diajari kemandirian,semangat kerja keras oleh orang tua beliau.
Setelah beliau menikah,beliau mempunyai 3 orang putra(saya sendiri putra ke-3).
Ujian yang beliau alami dimulai pada tahun 2000,ketika suaminya(ayah kandung saya) wafat.Beliau dititipi amanah dari Allah untuk membesarkan ketiga putranya,ketika itu kakak pertama saya masih kuliah,kakak kedua saya masih duduk di bangku smu,sedangkan saya sendiri masih duduk di kelas 3 sekolah dasar.
Beliau membesarkan kami dengan penuh kasih sayang,dan dengan penuh perjuangan keras tanpa ada bantuan dari manapun karena "saudara dari ayah" kami tidak pernah peduli terhadap kami.
Mereka selalu meremehkan kami,menghina kami,dan tidak ingin melihat keluarga kami bahagia.
Semenjak wafatnya ayah kami keluarga kami hidup apa adanya,tapi kami selalu bersyukur dengan semua rejeki yang telah diberikan Allah kepada keluarga kami.
Ibuku selalu menginggatkan kami untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan,dan selalu mensupport kami untuk selalu berjuang.
Hari demi hari ibuku berjuang seorang diri untuk menafkahi&membiayai sekolah putranya.
Segala upaya beliau lakukan untuk itu semua semala jalannya halal.
Ujian itu bertambah ketika tahun 2002 ayahanda ibu saya(kakek saya) mulai sakit-sakitan karena umur beliau sudah uzur,kakek saya menderita gagal ginjal sehingga setiap minggu ibuku selalu menyediakan uang ekstra untuk membeli alat supaya kakek saya dapat kencing dengan lancar.Yang paling membuat keluarga kami sedikit jengkel adalah saudara kandung ibuku yang kurang perhatian dengan orang tuanya,padahal kakekku mempunyai banyak cucu yang sudah berpenghidupan mampan.Mereka semua seolah tutup mata dengan keadaan kakekku padahal mereka diberi harta warisan yang banyak.Pada akhirnya kakekku tutup usia pada tahun 2004.Ujian yang Allah berikan bukan hanya sebatas demikian di tahun 2009 ibuku sudah bisa bernafas lega karena kakak sulungku sudah bekerja dan mempunyai penghasilan yang mapan,tapi Allah menghendaki lain kakakku dipanggil Sang Pencipta diusia 28 tahun.Kami hanya bisa pasrah menghadapi semuanya.
Kami yakin Allah mempunyai rencana yang sangat bagus bagi keluarga kami.
Rencana yang tidak bisa ditebak oleh siapapun.Karena Allah sangat sayang kepada keluarga kami.

Selasa, 22 Februari 2011

Kesombongan

Jangan pernah sombong dengan apa yang kita miliki,karena sebenarnya kesombongan adalah awal dari kehancuran.